2/02/2007

being touched 2

teman saya merespon tulisan being touched yg saya pasang di blogs. mengomentari sekaligus menceritakan kisah being touched yg lainnya, yg dialaminya sendiri... begini ceritanya...

Terus terang, saya suka ngebatin... kok ya hati yang baik, perbuatan yang baik atau apapun bentuknya, kadang-kadang memang bukan fungsi beragama atau tidak, beriman atau tidak, saleh atau tidak.

Untuk ukuran konsep, nggak bisa dipungkiri, matematikanya: makin beriman makin baik, makin kuat pendalaman keislamannya makin shaleh, makin bermanfaat bagi sosial, makin bersinar, makin ikhlas, makin sabar, makin gambatte dan sederet makin lainnya. Gampangnya : yah "jadi rahmatan lil alamin", cocok dengan tugas yang diembannya "Khalifah di muka bumi".

Tapi, memang ada masalah dengan realita. Kalaupun pola fikir saya ini nyeleneh, tapi saya lihat kok ya ada korelasinya. Maksud saya, ledekan yang mungkin bahasanya ma'rifat, bahwa kita belum ikhlas, kalau masih harapkan sesuatu dari Allah, termasuk Ridha-Nya. Walaupun, buat saya pribadi, manusiawi dong kalau masih ada maunya sama Allah.


Yang dilakukan arakawa-san, buat sebahagian orang tentu aneh, tapi di satu sisi, logis amat. Niatnya nggak jauh-jauh, kalau perlu bukan buat ngajak. Kenapa dia ngumpulin sampah..? Karena manusia normal memang lebih senang dengan kerapihan dan kebersihan ketimbang kotor. Kalau ditanya kesetiap orang yang melalui kabukicho atau bekerja di sana, tentu nilai mayoritas akan bilang lebih senang kabukicho tanpa sampah ketimbang kotor. Kalau dia ikhlas, maka dia akan fokus untuk membuat kabukicho bersih, dan himbauan "buanglah sampah pada tempatnya" adalah himbauan atas dorongon keinginan melihat kabukicho yang bersih, bukan sebaliknya. Artinya, ada yang bantu atau tidak, ada yang lalu jadi nggak buang sampah atau tidak, bukan urusan dia. (Sama dengan konsep dakwah sebenarnya, fokus kepada "mengajak", bukan kepada berhasil diajak atau enggak).

Belakangan saya emang lagi dilanda resesi keuangan..he.he.he.. Biasa, orang dagang kalau apes, bisa langsung bangkrut. Buat bayar uang kuliah aja bingung, sementara kemungkinan arubaito juga susah karena lagi fokus untuk thesis. Kalau pinjem uang, berarti saya harus ngembaliin. Ini yang males..hi.hi..hi..

Saya mengirimkan surat ke liason office, menanyakan kemungkinan adanya fasilitas membantu orang seperti saya. Mereka bilang "kalau minjemin bisa". Akhirnya saya bisa juga ketemu jalan, walaupun tetep minjem juga, akhirnya bisa bayar uang kuliah. Tapi, salah seorang di Liason Office itu berkirim surat kepada saya, mengatakan "ingin ketemu".

Saya datang ke kampus dan ternyata beliau ingin "memberikan" uang kepada saya sejumlah yang saya butuhkan (150 ribu yen). Saya agak berat menerima, dan saya bilang kalau saya udah berhasil membayar uang kuliah, walaupun masih ngutang. Saya juga bilang, selama ini sih saya hampir nggak kesulitan dengan kebutuhan finansial saya, ada aja jalan yang saya peroleh.

Tapi dia nyeletuk, "lah.. ini kan salah satu jalan yang kamu peroleh..!".

Waduuh, ngotot juga si ibu yang sodara bukan, temen juga bukan... Saya akhirnya bilang,

"Nanti, kalau saya bener-bener kepepet, saya akan minta langsung ke kamu.!".

"Kamu malu ya, terkait harga diri..?"..(Kurang lebih dia tanya begitu..).

Wah, sebenerna sih saya nggak terkait dengan harga diri, cuman nggak enak aja nerimanya...hi..hi.hi.. Karena beliau cuman pegawai biasa.uang segitu juga cukup besar buat dia.

Akhirnya dia bilang, "Nak, kamu lihat saya sekarang ini. Saya sudah 51 tahun. Waktu seumuran kamu, saya juga sama seperti kamu. Saya tau kalau kamu suka membantu dan aktif di kegiatan sosial?"

"Iya", jawab saya.

"Nah, semestinya kamu paham dengan perasaan saya. Kamu toh punya perasaan senang kalau bisa meringankan beban orang lain..?. Saya juga begitu. Kita berbuat baik, dan menerima kebaikan orang lain. Sepertihalnya uang ini, biarkanlah uang ini berputar, ada saatnya kita yang mungkin menerima".

Wah, saya nggak sanggup lagi berkata-kata. Saya menangis dan lama terdiam.

Beliau akhirnya berkata, "Baiklah nak... Ini uang tolong terima. Bukan buat kamu, tapi buat anak dan istri kamu...!, saya memohon agar kamu mau menerima ini".

Loh, yang mohon kok yang ngasih..!?

Wah, nyerah deh..., saya malu sama Allah, dan berfikir, apa yang memotifasi dia dengan sikap luhur budi itu..? Sholat juga enggak, ngerti tentang hakekat ketuhanan juga bukan..? Tapi, dia berfikir (buat saya) sama seperti arakawa san. Atarimae..!. Hal yang wajar-wajar aja. Kita ini makhluk sosial yang butuh orang lain. Seneng bisa meringankan orang lain adalah keindahan yang sangat manusiawi. Dan terkadang, itu tumbuh alamiah sebagai pemberian Allah. Seperti sayangnya kita sama keluarga kita.

Balik ke kita, coba kita fikir. Mau nggak kita berkorban seperti ibu-ibu itu..? Berkorban besar kepada orang yang jauuuh banget hubungannya sama kita. Hi..hi.hi.. jangankan 150 ribu, 10 ribu yen aja kadang berat.

Buat saya pribadi, hal ini membuat saya makin yakin sama janji Allah. Jadi bikin saya makin semangat untuk berkarya di dunia sosial, menikmati kebahagian atas setetes keringat kita yang jatuh untuk sebuah pertolongan, dan melihat senyum mengembang dari orang yang teringankan bebannya. Uiiiih..indaaah tenaaan....

Prinsipnya, banyak-banyak aja berbuat baik. Allah ora sare (Allah tidak sedang tidur).

gimana? apakah anda juga tersentuh? mudah-2an...

2/01/2007

being touched

barusan saya disuguhi film dokumenter NHK jepang yg selama menyaksikannya bulu kuduk saya merinding. tontonan semacam ini sangat banyak di jepang. berbeda dengan tontonan di tv-2 kita di indonesia. yg hampir semua didominasi oleh entertein, drama percintaan abg, kekerasan, takhyul. sedikit sekali tontonan yg benar-2 menyentuh hati pemirsa dan selanjutnya mempengaruhi pemirsa ingin melakukannya. setidaknya itu yg saya amati selama 2 minggu liburan kemarin (9 - 22 jan 2007).

entah malaikat mana yg merasuki arakawa (20th). mahasiswa tingkat 3 yg selalu melakukan tugas rutin sebelum ke kampusnya. pagi-2 bangun, lalu pergi ke shinjuku eki (stasiun kereta). tepat di jalan kabukicho seorang diri membersihkan sampah-2 yg berserakan di sekitarnya. bukan hanya sekedar membersihkannya, tapi juga sekaligus memilah-2 sampah-2 yg berserakan. sampah-2 tersebut adalah sampah para pemakai jalan yg lalu lalang setiap hari. bukan sampah milik arakawa. setiap hari membutuhkan 2 jam utk membersikan sampah-2 tsb. perkerjaan itu dia lakukan secara murni lahir dari keinginannya melihat daerah yg dilaluinya setiap hari bersih. sambil membersihkan sampah-2 itu, arakawa mengalungkan tulisan yg artinya buanglah sampah pada tempatnya. tulisan itu terpasang di punggungnya. setiap orang yg melihat arakawa yg sedang membersihkan sampah pasti akan membacanya. dan dia menjadi perhatian setiap pejalan kaki di daerah kabukicho shinjuku.

setelah selesai membersihkan semua sampah, arakawa berangkat ke kampus... dan malam pun berlalu... pagi pun tiba.... arakawa kembali berangkat ke tempat kerjanya... setiap hari dan setiap hari.... bukan pujian yg didapat, tapi cibiran... tapi arakawa tetap teguh dengan niatnya utk menjadikan daerah kabukicho bersih dan membuat orang-2 sadar agar membuat sampah pada tempatnya...

minggu kedua dari aksinya... arakawa melihat hasil dari usaha yg dilakukannya. bila sebelumnya perlu waktu 2 jam utk membersihkan sampah-2, kini hanya 1 jam saja. semua sudah dapat diselesaikan. ini satu pertanda baik yg membuat arakawa semakin optimis bahwa usahanya ada hasilnya... mengapa? sampah-2 disekitar kabukicho sudah berkurang volumenya. ini artinya, sebagian orang sudah membuang sampah pada tempatnya. cibiran pun berganti dengan pujian dan ucapan terima kasih. seorang ibu-2 yg tiap hari melewati jalan kabukicho selalu mendapati arakawa membersihkan sampah tersentuh. dihampirinya lalu diberikan minuman hangat sebagai tanda terima kasih atas usaha arakawa... arakawa semakin optimis bahwa suatu hari nanti daerah ini akan bersih dari sampah...

hari berganti hari... arakawa tetap pada rutinitas paginya... dan hari itu adalah hari awal pembebasan kabukicho dari sampah... saat dia bekerja, seorang anak sma datang ikut membantu membersihkan sampah bersama arakawa... beberapa saat kemudian seorang mahasiswi datang dan ikut juga bergabung membersihkan sampah... bebarapa saat kemudian lagi seorang pemuda pejalan kaki ikut nimbung bekerja bersama arakawa.... kini arakawa tidak lagi seorang diri membersihkan sampah... orang-2 pun berpartisipasi bersama arakawa membersihkan sampah di kabukicho setiap hari. dan akhirnya apa yg dicita-2kan arakawa tercapai... menyaksikan kabukicho bersih dari sampah...

hikmah yg bisa kita ambil dari kisah nyata ini adalah niat yang baik dan teguh dalam menjalankannya dapat merubah watak seseorang... meskipun itu membutuhkan waktu yang sangat panjang...

semoga kita bisa mengamalkannya... amin...