10/12/2008

reformasi kepolisian, sudahkah? jilid 1

kemarin (10 april 2007) saya betul-2 begitu bahagia... saya bahagia bukan karena dapat undian atau uang dalam jumlah yg banyak. saya bahagia karena saya dapat melepaskan diri dari sistem yg begitu menjerat...

ceritanya begini...

kemarin saya polres bogor utk mengurus sim a dan c... sebelum pergi, saya tanya ke istri bagaimana prosedur mengurus sim di sini (indonesia). lalu dijelaskan oleh istri. katanya, "ada 2 cara... 1 dengan cara normal, 1 lagi dg cara tidak normal. yg tidak normal itu ya lewat calo sipil atau calo orang dalam (polisi itu sendiri). cara normal ada ujian tulis dan praktek spt halnya di jepang. dan waktunya kira-2 2 minggu. sementara cara tak normal tidak ada ujian macem-2 dan
dalam waktu 1 jam sim sudah di tangan..."

dalam perjalanan, di mobil (disupirin) saya terus memutar otak saya. utk memilih kedua cara tadi. normal atau tidak normal... sungguh ini pilihan yg sangat pelik buat saya... peliknya begini, dg cara normal pun kemungkinan saya lulus belum tentu. sementara biayanya yg akan saya keluarkan serta waktu (khususnya) akan banyak keluar/tersita. dan khawatirnya akan akan pakai cara yg tdk normal at last... sementara kl saya pilih cara tak normal saya akan banyak menghemat waktu. tapi... hal itu akan membuat saya menjadi pendukung sistem yg sejak dulu
menerapkan kkn... itu artinya saya sama dg mereka...

hmm... betul-2 mairimashita... sampai di polres, saya pun masih belum bisa memutuskan cara mana yg akan saya ambil... saya tidak langsung ke lokasi pengurusan sim. saya muter-2 terus melihat lokasi polres dan sekitarnya. nonton para hansip yg sedang latihan... lihat polisi yg
mengerlipkan matanya ke saya. dan saya bisa mendeteksi bahwa dia adalah calo dalam... kata istri, begitu masuk lokasi polres kita akan disambut oleh calo dalam dan luar. sambutan di luar agak mahal... kl sudah ke dalam bisa lebih murah...

terus terang saya sama sekali tdk tahu prosedur mengurus sim yg sesuai dengan standar normal. datang ke loket mana dulu pun saya tak tahu. akhirnya saya putuskan utk survey ke lokasi melihat bagaimana orang mengurus sim. di depan loket saya tanya ke penjaga (yg ternyata calo juga) bagaimana mengurus sim. dia menyodorkan map (rp. 2000/lembar)
dan bolpen (rp.1000). lalu menawarkan jasanya... rp.500 ribu utk 2 sim a dan c. saya tolak. lalu saya isi form di bangku yg tersedia. lalu seorang ibu-2 mendekati saya, membantu saya cara mengisi formulir. saya katakan terus terang bahwa saya tidak tahu cara mengurus sim, lalu si ibu menjelaskan step-2 apa yg harus saya lakukan. lalu ibu menawarkan jasa utk menguruskannya dg tarif rp. 400 ribu. saya tolak dengan halus dg alasan saya ingin mencoba dulu sendiri bagaimana mengurus sim. kalau nanti saya ada kesulitan saya akan minta tolong ke si ibu.

step demi step saya lalui... dan selanjut memasukan form ke loket 1. di kaca pintu depan sebelum loket 1 saya membaca tulisan yg membuat saya tersenyum kecut. "DILARANG MENGURUS SIM MELALUI CALO".

bersambung...

No comments: