11/26/2008

pindahan

mohon maaf ya, blognya saya pindahkan ke unlimited motivation.

makasih banyak telah mengakses blog ini. sampai ketemu lagi di blog saya yang baru. *smile*

------------------------------------------------------------
Candra Dermawan
http://blog.candra.us/
Unlimited Motivation
------------------------------------------------------------

10/12/2008

reformasi kepolisian, sudahkah? jilid 4

saya berdiri menunggu di depan pintu masuk ruang mengurus sim. satu persatu nama-2 yg sudah difoto tadi dipanggil. di sini nama saya cepat di panggil. lalu diserahkan dua buah sim a dan c yg sudah jadi. pertanda urusan pengurusan sim saya sudah selesai. istri saya heran
dan tanya, "kok gak ada ujian teori dan prakteknya?" saya pun tahu. cuman saya jelaskan saat daftar tadi saya menyerahkan sim a yg sudah mati. mungkin karena sudah pernah punya sim tidak ada ujian teori atau praktek lagi.

yg jelas, hari itu saya betul-2 bahagia karena saya tidak hanyut dalam arus yg sangat deras. yg itu sudah mengalir bertahun-tahun lamanya. saya tidak perlu lagi memikirkan kenapa tidak ada ujian teori dan praktek. yg penting, saya sudah mengurus sim-2 saya tanpa calo dalam maupun luar. yg penting saya sudah mengikuti anjuran "JANGAN MENGURUS SIM MELALUI CALO". dan itu sudah saya lakukan.

saya bukan ingin caper atau sok suci atau apalah. itu bukan urusan saya. yg menjadi urusan saya, bagaimana saya (dan tentunya kita semua) bisa merubah sistem yg sudah akut. dan itu tidak akan bisa kita lakukan kalau kita belum atau tidak tahu spt apa sistem yg sedang berlaku. di dalam ruang belakang loket 1, saya katakan kepada polisi-2 yg ada disitu bahwa saya mengurus sim ini sendiri karena saya ingin tahu sistemnya spt apa. dan sekarang sudah mengetahuinya. sehingga saya tahu apa-2 yg seharusnya dan semestinya saya lakukan kalo suatu saat nanti saya tiba-2 diangkat menjadi kapolri. saya jadi tahu apa-2 yg harus saya reformasi di kepolisian nantinya... dan insyallah saya bisa melawan arus yg lebih deras dari yg sekarang saya alami... *smile*

akhirnya saya teringat dalam satu ayat al quran (al anfal ayat 53) yg menyatakan bahwa nasib suatu kaum tidak akan berubah sampai kaum itu sendiri yg merubah nasibnya. termasuk dalam urusan calo mencalo di kepolisian kita atau di tempat-2 yg lain. selama kita masih menggunakan jasa para calo, tak akan mungkin sistem percaloan akan hilang dari negeri kita. kkn akan terus tumbuh subur, karena kita sendiri yg memupukinya terus. hari demi hari...

selesai...

reformasi kepolisian, sudahkah? jilid 3

loket 5 ini ternyata ruangan foto... masyallah, ternyata semua orang menggerombol di dalam dan di luar loket 5. saya teringat ucapan ibu yg membantu saya tadi, "kalo bapak mengurus sendiri lama sekali, pak... di dalam orang banyak sekali. bapak tidak bisa menunggu sambil duduk,
ruangan panas..." dan memang benar. loket 5 ini adalah loket terakhir yg harus dilalui. saya mbathin, lantas kapan saya harus ujian teori dan praktek? apa setelah ini sim a dan c saya langsung jadi (karena saya menyertakan juga sim a saya yg sudah mati di loket 1 tadi sehingga ada perkecualian tidak perlu ada ujian teori dan praktek lagi)? atau mungkin utk bisa ujian teori dan praktek diperlukan foto terlebih dahulu? entahlah, saya tunggu dan ikuti saja prosedur yg
telah dijelaskan oleh polwan tadi.

loket 5 ini terhubungan dengan ruangan loket 4. di tembok perbatasan ada celah utk keluar masuknya map-2.

satu persatu nama-2 bawaan calo di panggil melalui pengeras suara... dan saya masih setia menanti. karena saya pikir ini bakalan lama dan tak mungkin saya harus menunggu dg terbengong-2 seorang diri, saya putuskan pergi makan siang bersama supir saya di warung yg ada di dalam area , lalu ambil buku bacaan. dan menunggu kembali di dalam loket 3 yg lebih nyaman dari pada saya harus menunggu di depan loket 5. dari dalam loket 3 pun panggilan dari loket 5 akan terdengar karena petugas memanggilnya dengan pengeras suara.

2 jam berlalu dalam penantian. masih belum dipanggil-2 juga. saya berusaha ngobrol dg orang-2 di samping kanan dan kiri saya duduk. bapak yg di sebelah kiri saya duduk curhat, mengeluhkan sistem pengurusan yg tidak profesional. di loket 5 ini cuman ada 1 pintu masuk yg dipakai utk pintu keluar. padahal semua orang ngantri berjubel baik di dalam loket maupun di depan pintu dan diluarnya lagi. otomatis pintu itu tertutup oleh orang-2 yg mengantri dan orang-2 jadi
susah masuk dan keluar. sementara nama-2 kita dipanggil sudah tidak pakai pengeras suara lagi. bisa kita bayangkan bagaimana kita harus benar-2 konsentari mendekatkan telinga kita ke arah pintu atau jendela. atau mengaharap ada orang yg bertugas sebagai "bilal" utk mengulangi panggilan dari petugas foto.

bapak tadi rupanya pegawai pemda golongan 4. kepala sekolah sd. sudah mengabdi sebagai pns selama 40 tahun. banyak yg dikeluhkan terkait sistem pengurusan sim yg menurutnya memang disengaja tidak praktis. kalau mau, pastilah bisa dirubah menjadi baik. orang-2 yg foto banyak
petugas cuman satu dan ruangannya sempit pula. sistem percaloan yg sangat sulit utk dihilangkan. ttg ini saya coba menambahkan pendapat saya, "tapi mau gimana lagi ya... masyarakat kita sendiri masih mendukung sistem percaloan. bapak bisa lihat di sini... mayoritas kita semua di sini tidak mengurusnya sendiri meskipun mereka sudah tahu cara demikian tidak sesuai dg prosedur. mereka tetap saja menggunakan calo dalam dan luar. karena kita ingin semuanya cepat selesai. meskipun melanggar aturan-2 baku yg sebenarnya sudah ada..." lalu
saya iseng saya tanya, "bapak bayar berapa tadi utk mengurus sim...?" rupanya bapak ini pun sama dengan yg lainnya, menggunakan calo dalam mengurus sim. saya tahu, karena jumlah uang yg dikeluarkannya lebih banyak dari yg semestinya (tdk spt yg saya keluarkan). bapak tadi
berusaha membela diri dg komentar singkatnya, "kita harus ikuti arus yg kuat... "

ternyata di loket 5 pun sama halnya dg loket-2 sebelumnya. yg dipanggil duluan adalah mereka-2 yg diurus oleh calo dalam (polisi), kemudian diikuti oleh calo luar (sipil yg sudah punya jalur khusus dg orang dalam). setelah itu baru yg ngurus sendiri. yg jelas sampai akhirnya saya di panggil utk di foto, saya harus menunggu 2.5 jam. setelah satu persatu bawaan calo habis dipanggil, barulah akhirnya saya mendapat giliran dipanggil ke dalam ruangan utk foto... jauh
berbeda dg yg dibawa oleh calo (dalam khususnya) yg hanya butuh waktu kira-2 5 menit saja.

setelah difoto kita semua diperintahkan menunggu di luar gedung pengurusan sim, berdiri tepat di depan pintu berkaca dengan tulisan "DILARANG MENGURUS SIM MELALUI CALO".


bersambung...

reformasi kepolisian, sudahkah? jilid 2

lalu saya masukan form (pendaftaran, sidik jari dan kesehatan) ke loket 1. di loket 1 ini ada 2 orang yg bertugas. 1 dg pakaian polisi dan yg 1 lagi pakai baju bebas (dari penampilannya saya pikir dia adalah pekerja srabutan utk membantu petugas resmi di sebelahnya). form saya diletakkan/ditumpuk di sebelah kiri. saya perhatikan 2 petugas yg bekerja tadi. saya ingin tahu bagaimana form-2 tadi dikerjakan.

sambil berdiri persis di depan loket 1, saya melihat calo-2 dalam dan luar memasukan form-2 bawaannya ke loket 1 dan langsung meletakknya di sebelah kanan. sesaat kemudian form-2 bawaan itu langsung dikerjakan terlebih dahulu. sementara form saya yg lebih dulu belum disentuh oleh petugas loket 1.

saya lihat petugas resmi membuka form-2 bawaan, lalu menghitung sejumlah uang apakah sesuai dengan jumlah form-2 bawaan tadi. begitu seterusnya. form-2 bawaan datang silih berganti. sampai akhirnya form saya disentuh. dan si petugas dg nada heran bertanya ke saya, "bapak mengurus sendiri?". saya jawab, "ya, betul". lalu saya dipersilahkan masuk ke dalam loket 1 lewat pintu belakang. di dlm loket 1 si polisi mengulangi pertanyaannya, "bapak mengurus sendiri?". saya pun mengulangi jawaban singkat saya tadi. lalu saya disuruh menunggu di luar. kemudian saya dipanggil utk membayar biaya adminstrasi bank utk
2 sim rp. 150 ribu (masing-2 rp. 75 ribu). saya bayar, lalu saya tanya, "setelah ini saya harus kemana?" namun tidak dijawab oleh si petugas. kebetulan saat itu ada polisi lain yg dibelangkang saya dan menyaksikan saya. di polisi itu menjelaskan, "bapak masuk ke dalam, serahkan form bapak ke dalam ruangan..." saya masuk ke dalam ruangan persis di belakang loket 1.

di dalam ruang itu banyak petugas polisi dan masih muda-2. saya taksir masih 25an thn. saya masukan form saya ke ruang itu. di ruang ini pun sama spt di loket 1. calo dalam dan luar datang mengantarkan form-2. masuk dan keluar dalam waktu yg singkat. sementara saya harus menunggu sampai 1 jam-an (karena mungkin dan pasti dipotong terus oleh para calo). sampai akhirnya saya dipanggil dan disuruh masuk ke dalam. polisi-2 muda ini tersenyum-2 melihat saya dan ramah sekali. tanya-2 tinggal di mana, apa pekerjaan saya. dsb. setelah bertanya, "bapak mengurus sendiri?". di sini saya diminta membayar rp. 75 ribu x 2 sim. saya tanya utk apa pembayaran ini. krn di loket 1 saya sudah bayar dg jumlah yg sama. di jelaskan yg pertama 1 utk bayar bank (entah apa ini), yg di ruang itu utk form registrasi pendaftaran sim. lucunya,
setiap pembayaran tidak ada bukti kuitansi pembayaran (map, sidik jari, kesehatan, bank dan registrasi sim). saya sempat mbathin, bagaimana mereka melaporkan keuangan pengurusan sim ini ke bagian keuangan kas pemda/pusat nanti dengan benar sementara tidak ada
bukti-2 otentik bukti pembayaran bermaterai atau tanda tangan? bisa kita bayangkan sendiri...

setelah membayar, saya tanya prosedur selanjutnya. di jelaskan bahwa saya harus ke loket 3 utk mengisi formulir registrasi tadi. loket 3 ini ternyata ruangan ujian teori. di ruang ini saya isi pertanyaan-2 yg ada dengan lengkap. sementara orang-2 yg menggunakan calo hanya
diperintahkan mengisi nama ayah dan ibu saja. di sini pun map saya dipisahkan lagi dg map-2 bawaan calo. di ruang ini para calo keluar masuk menutor customernya asing-2. menjelaskan apa-2 yg harus diisi atau diabaikan... setelah diisi, map-2 dibawa entah kemana... saya tanya ke polwan muda (25 thnan) bagaimana prosedur selanjutnya. "silahkan nanti bapak dengarkan nama bapak dipanggil di loket 5..."

bersambung...

reformasi kepolisian, sudahkah? jilid 1

kemarin (10 april 2007) saya betul-2 begitu bahagia... saya bahagia bukan karena dapat undian atau uang dalam jumlah yg banyak. saya bahagia karena saya dapat melepaskan diri dari sistem yg begitu menjerat...

ceritanya begini...

kemarin saya polres bogor utk mengurus sim a dan c... sebelum pergi, saya tanya ke istri bagaimana prosedur mengurus sim di sini (indonesia). lalu dijelaskan oleh istri. katanya, "ada 2 cara... 1 dengan cara normal, 1 lagi dg cara tidak normal. yg tidak normal itu ya lewat calo sipil atau calo orang dalam (polisi itu sendiri). cara normal ada ujian tulis dan praktek spt halnya di jepang. dan waktunya kira-2 2 minggu. sementara cara tak normal tidak ada ujian macem-2 dan
dalam waktu 1 jam sim sudah di tangan..."

dalam perjalanan, di mobil (disupirin) saya terus memutar otak saya. utk memilih kedua cara tadi. normal atau tidak normal... sungguh ini pilihan yg sangat pelik buat saya... peliknya begini, dg cara normal pun kemungkinan saya lulus belum tentu. sementara biayanya yg akan saya keluarkan serta waktu (khususnya) akan banyak keluar/tersita. dan khawatirnya akan akan pakai cara yg tdk normal at last... sementara kl saya pilih cara tak normal saya akan banyak menghemat waktu. tapi... hal itu akan membuat saya menjadi pendukung sistem yg sejak dulu
menerapkan kkn... itu artinya saya sama dg mereka...

hmm... betul-2 mairimashita... sampai di polres, saya pun masih belum bisa memutuskan cara mana yg akan saya ambil... saya tidak langsung ke lokasi pengurusan sim. saya muter-2 terus melihat lokasi polres dan sekitarnya. nonton para hansip yg sedang latihan... lihat polisi yg
mengerlipkan matanya ke saya. dan saya bisa mendeteksi bahwa dia adalah calo dalam... kata istri, begitu masuk lokasi polres kita akan disambut oleh calo dalam dan luar. sambutan di luar agak mahal... kl sudah ke dalam bisa lebih murah...

terus terang saya sama sekali tdk tahu prosedur mengurus sim yg sesuai dengan standar normal. datang ke loket mana dulu pun saya tak tahu. akhirnya saya putuskan utk survey ke lokasi melihat bagaimana orang mengurus sim. di depan loket saya tanya ke penjaga (yg ternyata calo juga) bagaimana mengurus sim. dia menyodorkan map (rp. 2000/lembar)
dan bolpen (rp.1000). lalu menawarkan jasanya... rp.500 ribu utk 2 sim a dan c. saya tolak. lalu saya isi form di bangku yg tersedia. lalu seorang ibu-2 mendekati saya, membantu saya cara mengisi formulir. saya katakan terus terang bahwa saya tidak tahu cara mengurus sim, lalu si ibu menjelaskan step-2 apa yg harus saya lakukan. lalu ibu menawarkan jasa utk menguruskannya dg tarif rp. 400 ribu. saya tolak dengan halus dg alasan saya ingin mencoba dulu sendiri bagaimana mengurus sim. kalau nanti saya ada kesulitan saya akan minta tolong ke si ibu.

step demi step saya lalui... dan selanjut memasukan form ke loket 1. di kaca pintu depan sebelum loket 1 saya membaca tulisan yg membuat saya tersenyum kecut. "DILARANG MENGURUS SIM MELALUI CALO".

bersambung...

2/02/2007

being touched 2

teman saya merespon tulisan being touched yg saya pasang di blogs. mengomentari sekaligus menceritakan kisah being touched yg lainnya, yg dialaminya sendiri... begini ceritanya...

Terus terang, saya suka ngebatin... kok ya hati yang baik, perbuatan yang baik atau apapun bentuknya, kadang-kadang memang bukan fungsi beragama atau tidak, beriman atau tidak, saleh atau tidak.

Untuk ukuran konsep, nggak bisa dipungkiri, matematikanya: makin beriman makin baik, makin kuat pendalaman keislamannya makin shaleh, makin bermanfaat bagi sosial, makin bersinar, makin ikhlas, makin sabar, makin gambatte dan sederet makin lainnya. Gampangnya : yah "jadi rahmatan lil alamin", cocok dengan tugas yang diembannya "Khalifah di muka bumi".

Tapi, memang ada masalah dengan realita. Kalaupun pola fikir saya ini nyeleneh, tapi saya lihat kok ya ada korelasinya. Maksud saya, ledekan yang mungkin bahasanya ma'rifat, bahwa kita belum ikhlas, kalau masih harapkan sesuatu dari Allah, termasuk Ridha-Nya. Walaupun, buat saya pribadi, manusiawi dong kalau masih ada maunya sama Allah.


Yang dilakukan arakawa-san, buat sebahagian orang tentu aneh, tapi di satu sisi, logis amat. Niatnya nggak jauh-jauh, kalau perlu bukan buat ngajak. Kenapa dia ngumpulin sampah..? Karena manusia normal memang lebih senang dengan kerapihan dan kebersihan ketimbang kotor. Kalau ditanya kesetiap orang yang melalui kabukicho atau bekerja di sana, tentu nilai mayoritas akan bilang lebih senang kabukicho tanpa sampah ketimbang kotor. Kalau dia ikhlas, maka dia akan fokus untuk membuat kabukicho bersih, dan himbauan "buanglah sampah pada tempatnya" adalah himbauan atas dorongon keinginan melihat kabukicho yang bersih, bukan sebaliknya. Artinya, ada yang bantu atau tidak, ada yang lalu jadi nggak buang sampah atau tidak, bukan urusan dia. (Sama dengan konsep dakwah sebenarnya, fokus kepada "mengajak", bukan kepada berhasil diajak atau enggak).

Belakangan saya emang lagi dilanda resesi keuangan..he.he.he.. Biasa, orang dagang kalau apes, bisa langsung bangkrut. Buat bayar uang kuliah aja bingung, sementara kemungkinan arubaito juga susah karena lagi fokus untuk thesis. Kalau pinjem uang, berarti saya harus ngembaliin. Ini yang males..hi.hi..hi..

Saya mengirimkan surat ke liason office, menanyakan kemungkinan adanya fasilitas membantu orang seperti saya. Mereka bilang "kalau minjemin bisa". Akhirnya saya bisa juga ketemu jalan, walaupun tetep minjem juga, akhirnya bisa bayar uang kuliah. Tapi, salah seorang di Liason Office itu berkirim surat kepada saya, mengatakan "ingin ketemu".

Saya datang ke kampus dan ternyata beliau ingin "memberikan" uang kepada saya sejumlah yang saya butuhkan (150 ribu yen). Saya agak berat menerima, dan saya bilang kalau saya udah berhasil membayar uang kuliah, walaupun masih ngutang. Saya juga bilang, selama ini sih saya hampir nggak kesulitan dengan kebutuhan finansial saya, ada aja jalan yang saya peroleh.

Tapi dia nyeletuk, "lah.. ini kan salah satu jalan yang kamu peroleh..!".

Waduuh, ngotot juga si ibu yang sodara bukan, temen juga bukan... Saya akhirnya bilang,

"Nanti, kalau saya bener-bener kepepet, saya akan minta langsung ke kamu.!".

"Kamu malu ya, terkait harga diri..?"..(Kurang lebih dia tanya begitu..).

Wah, sebenerna sih saya nggak terkait dengan harga diri, cuman nggak enak aja nerimanya...hi..hi.hi.. Karena beliau cuman pegawai biasa.uang segitu juga cukup besar buat dia.

Akhirnya dia bilang, "Nak, kamu lihat saya sekarang ini. Saya sudah 51 tahun. Waktu seumuran kamu, saya juga sama seperti kamu. Saya tau kalau kamu suka membantu dan aktif di kegiatan sosial?"

"Iya", jawab saya.

"Nah, semestinya kamu paham dengan perasaan saya. Kamu toh punya perasaan senang kalau bisa meringankan beban orang lain..?. Saya juga begitu. Kita berbuat baik, dan menerima kebaikan orang lain. Sepertihalnya uang ini, biarkanlah uang ini berputar, ada saatnya kita yang mungkin menerima".

Wah, saya nggak sanggup lagi berkata-kata. Saya menangis dan lama terdiam.

Beliau akhirnya berkata, "Baiklah nak... Ini uang tolong terima. Bukan buat kamu, tapi buat anak dan istri kamu...!, saya memohon agar kamu mau menerima ini".

Loh, yang mohon kok yang ngasih..!?

Wah, nyerah deh..., saya malu sama Allah, dan berfikir, apa yang memotifasi dia dengan sikap luhur budi itu..? Sholat juga enggak, ngerti tentang hakekat ketuhanan juga bukan..? Tapi, dia berfikir (buat saya) sama seperti arakawa san. Atarimae..!. Hal yang wajar-wajar aja. Kita ini makhluk sosial yang butuh orang lain. Seneng bisa meringankan orang lain adalah keindahan yang sangat manusiawi. Dan terkadang, itu tumbuh alamiah sebagai pemberian Allah. Seperti sayangnya kita sama keluarga kita.

Balik ke kita, coba kita fikir. Mau nggak kita berkorban seperti ibu-ibu itu..? Berkorban besar kepada orang yang jauuuh banget hubungannya sama kita. Hi..hi.hi.. jangankan 150 ribu, 10 ribu yen aja kadang berat.

Buat saya pribadi, hal ini membuat saya makin yakin sama janji Allah. Jadi bikin saya makin semangat untuk berkarya di dunia sosial, menikmati kebahagian atas setetes keringat kita yang jatuh untuk sebuah pertolongan, dan melihat senyum mengembang dari orang yang teringankan bebannya. Uiiiih..indaaah tenaaan....

Prinsipnya, banyak-banyak aja berbuat baik. Allah ora sare (Allah tidak sedang tidur).

gimana? apakah anda juga tersentuh? mudah-2an...

2/01/2007

being touched

barusan saya disuguhi film dokumenter NHK jepang yg selama menyaksikannya bulu kuduk saya merinding. tontonan semacam ini sangat banyak di jepang. berbeda dengan tontonan di tv-2 kita di indonesia. yg hampir semua didominasi oleh entertein, drama percintaan abg, kekerasan, takhyul. sedikit sekali tontonan yg benar-2 menyentuh hati pemirsa dan selanjutnya mempengaruhi pemirsa ingin melakukannya. setidaknya itu yg saya amati selama 2 minggu liburan kemarin (9 - 22 jan 2007).

entah malaikat mana yg merasuki arakawa (20th). mahasiswa tingkat 3 yg selalu melakukan tugas rutin sebelum ke kampusnya. pagi-2 bangun, lalu pergi ke shinjuku eki (stasiun kereta). tepat di jalan kabukicho seorang diri membersihkan sampah-2 yg berserakan di sekitarnya. bukan hanya sekedar membersihkannya, tapi juga sekaligus memilah-2 sampah-2 yg berserakan. sampah-2 tersebut adalah sampah para pemakai jalan yg lalu lalang setiap hari. bukan sampah milik arakawa. setiap hari membutuhkan 2 jam utk membersikan sampah-2 tsb. perkerjaan itu dia lakukan secara murni lahir dari keinginannya melihat daerah yg dilaluinya setiap hari bersih. sambil membersihkan sampah-2 itu, arakawa mengalungkan tulisan yg artinya buanglah sampah pada tempatnya. tulisan itu terpasang di punggungnya. setiap orang yg melihat arakawa yg sedang membersihkan sampah pasti akan membacanya. dan dia menjadi perhatian setiap pejalan kaki di daerah kabukicho shinjuku.

setelah selesai membersihkan semua sampah, arakawa berangkat ke kampus... dan malam pun berlalu... pagi pun tiba.... arakawa kembali berangkat ke tempat kerjanya... setiap hari dan setiap hari.... bukan pujian yg didapat, tapi cibiran... tapi arakawa tetap teguh dengan niatnya utk menjadikan daerah kabukicho bersih dan membuat orang-2 sadar agar membuat sampah pada tempatnya...

minggu kedua dari aksinya... arakawa melihat hasil dari usaha yg dilakukannya. bila sebelumnya perlu waktu 2 jam utk membersihkan sampah-2, kini hanya 1 jam saja. semua sudah dapat diselesaikan. ini satu pertanda baik yg membuat arakawa semakin optimis bahwa usahanya ada hasilnya... mengapa? sampah-2 disekitar kabukicho sudah berkurang volumenya. ini artinya, sebagian orang sudah membuang sampah pada tempatnya. cibiran pun berganti dengan pujian dan ucapan terima kasih. seorang ibu-2 yg tiap hari melewati jalan kabukicho selalu mendapati arakawa membersihkan sampah tersentuh. dihampirinya lalu diberikan minuman hangat sebagai tanda terima kasih atas usaha arakawa... arakawa semakin optimis bahwa suatu hari nanti daerah ini akan bersih dari sampah...

hari berganti hari... arakawa tetap pada rutinitas paginya... dan hari itu adalah hari awal pembebasan kabukicho dari sampah... saat dia bekerja, seorang anak sma datang ikut membantu membersihkan sampah bersama arakawa... beberapa saat kemudian seorang mahasiswi datang dan ikut juga bergabung membersihkan sampah... bebarapa saat kemudian lagi seorang pemuda pejalan kaki ikut nimbung bekerja bersama arakawa.... kini arakawa tidak lagi seorang diri membersihkan sampah... orang-2 pun berpartisipasi bersama arakawa membersihkan sampah di kabukicho setiap hari. dan akhirnya apa yg dicita-2kan arakawa tercapai... menyaksikan kabukicho bersih dari sampah...

hikmah yg bisa kita ambil dari kisah nyata ini adalah niat yang baik dan teguh dalam menjalankannya dapat merubah watak seseorang... meskipun itu membutuhkan waktu yang sangat panjang...

semoga kita bisa mengamalkannya... amin...

12/09/2006

perlindungan tki di luar negeri

mas edy, mas iko dan rekans...

ini ada berita yg sangat menggembirakan terkait dg tki-2 kita di luar negeri. pemerintah sudah menyadari bahwa mereka adalah pahlawan-2 devisa yg cukup berperan dalam membantu perekonomian kita (ketimbang konglomerat hitam) setiap tahun secara riil. sudah sepatutnya (fau, 2006 *smile*) nasib mereka di luar negeri diperhatikan betul-2 oleh permintah dan oleh kbri-2 yg ada di negara-2 dimana tki berada.

terkait dg kita yg di jepang, ini merupakan tugas kita (ppi jepang ,advokasi trainee dll) dan kbri utk senantiasa selalu bekerja sama utk mengawal, memonitor dan melindungi tki-2 yg tersebar di seluruh daerah di jepang.

terkait dg aturan baru ttg pengiriman tki ke ln yg akan diberlakukan pada 2007 nanti, ada bebera hal yg harus menjadi perhatikan kita. sudah bukan menjadi rahasia umum lagi setiap ada peraturan baru memungkinkan muncul kesempatan melakukan kkn pada aturan baru tersebut. pada peraturan baru nanti misalnya, bahwa setiap pjkti harus mendptkan tknl dari kbri-2 ybs. disini saya melihat bisa memungkinkan timbul kolusi antara (oknum) pjkti dengan (oknum) kbri bagian terkait di setiap negara... bila ini terjadi, aturan baru ini sama sekali tidak memiliki arti penting bagi tki-2 kita yg akan datang.

nah, terkait dg kita-2 yg di jepang, tugas ormas-2 dan lsm kita adalah memonitor bagian yg cukup penting ini. ppi jepang dg kbri-watch nya bisa mengambil peran ini. advokasi trainee dan kbri bidang ham bisa mengambil peran melindungi dan memberikan bantuan hukum utk trainee-2 yg tidak terpenuhi hak-2nya atau teraniaya. sementara lsm yg lain iptj (ikatan trainee?) misalnya bisa bekerja sama dg kbri bidang humas atau pelayanan untuk memberikan how to kepada trainee baru... saya optimis peran kita ini akan semakin bisa memberikan kejelasan akan nasib pahlawan-2 devisa bangsa....

dou minasan?

ps. komentar terkait berita http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2006/bulan/12/tgl/09/time/023414/idnews/717990/idkanal/10

12/08/2006

automatisasi 147

pak onno ysh,

tadi saya coba memikirkan langkah-2 perbaikan utk tracing masalah speedy secara selintas. yg mana ini perlu peran serta reversible antara pelanggan dan telkom... tanpa itu, spt yg pak onno jelaskan akan cukup membuat telkom repot (meskipun ini 100% tanggung jawab telkom sepenuhnya sebagai pengada jasa dan kewajiban kustomer adalah hanya membayar saja tanpa telat sehari pun).

utk tracing ini hal yg perlu disiapkan

1. data base user adsl
ini yg pertama kali harus disiapkan, yaitu database konsumen secara detil (user id, lokasi, nomor perangkat yg digunakan dll). setiap ada laporan dari pelanggan, cukup dg menginformasikan user id (adsl) maka teknisi akan langsung tahu di mana lokasi pelanggan ybs (jadi tidak perlu tanya dimana lokasinya dsb). data base ini sama persis dg db nya pelanggan pstn telkom. begitu nomor telpon disearch info pelanggan dapat langsung diketahui.

2. sistem pelaporan/komplen dari customer secara otomatis
misal, telpon ke 147 lalu pelanggan diminta memasukan user id adsl yg berupa nomor itu. begitu nomor tsb dimasukan data base user tadi langsung muncul di pcnya
operator 147. operator langsung mengetahui lokasi use ada di mana dsb...

3. sistem monitoring jaringan pos-2 telpon tempat modem adsl terpasang
dari nomor 2 di atas, database juga langsung mengakes status koneksi jaringan tempat modem si user ybs. dari sini operator langsung kondisi jaringan saat itu sedang online atau offline. dari sini teknisi akan mudah mentrace masalah. kl statusnya online berarti masalah ada si user (seting modem error, password error dsb) dan isp (bila menggunakan isp lain).

4. sistem tutorial
dari nomor 3 bila masalahnya ada di user maka operator melakukan tutorial (bila si user paham ttg IT, minimal familiar dg urusan network). yg dilakukan oleh operator adalah hal-2 umum yg sudah dilakukan spt ini. penjelasan setting modem, kondisi modem bila online atau offline dsb. bila masalahnya ada di jaringan ya tinggal dicek saja dimana putusnya dsb.

kira-2 begitu...

toyota no kuchi guse

beberapa hari yg lalu saya mampir ke sebuah toko buku seibunkan (toko buku yg hampir ada disetiap kota-2 di jepang). dalam satu barisan buku-2 yg saya scaning secara sekilas, ada satu buah buku yg menarik perhatian saya. "toyota no kuchi guse" (tnkg). toyota = perusahaan mobil terkenal toyota, kuchi = mulut dan guse = kebiasan. artinya dalam bahasa kita "kebiasan bicara di toyota".

tnkg ini yg menjadi salah satu faktor kemajuan dari perusahaan mobil toyota. kebiasaan bicara yg selalu diucapkan oleh para pimpinan atau penanggung jawab (kepala pabrik, leader, manager dst yg memiliki posisi atasan dan tanggung jawab).

buku itu menjelaskan beberapa kuchi guse yg sering dipakai oleh mereka-2 yg memiliki tanggung jawab di toyota. salah satu yg ingin saya sharing di sini adalah sebuah kuchi guse "ore ga itte kita, omae wa itta ka?", yg dalam bahasa gaul kita sehari-hari "gua udah turun ke lapangan, elo udah turun belon?". ini yg selalu diucapkan atasan-2 di toyota ketika mendapat laporan trouble dari bawahannya. satu kebiasaan di toyota, ketika ada masalah langsung keluar laporan dari bawahan. tapi oleh atasan atau si penanggung jawab laporan tsb tidak dibaca dulu. diletakkan di atas mejanya lalu si atas langsung turun ke lapangan melihat dg mata kepalanya sendiri apa yg sedang terjadi di pabrik itu. setelah si atasan tadi lihat, baru kemudian dia bacanya laporan dari bawahannya. beberapa kemudian diadakan rapat terkait masalah tadi. sebelum rapat atasan tadi mengeluarkan kuchi guse, "gua udah turun ke lapangan, elo udah turun belon?". kalau ada peserta rapat yg belum turun ke lapangan dan lihat sendiri apa yg sedang terjadi, maka rapat ditunda...

seorang atasan yg sebelumnya menjadi bawahan betul merasakan ungkapan begitu dahsyat dalam menyelesaikan masalah-2 yg muncul saat itu. dg turun langsung ke lapangan kita akan dapat mengetahui secara langsung apa yg sebenarnya terjadi. tidak terpaku pada laporan bawahan yg kadang dan kemungkinan disamarkan kondisi yg sebenarnya karena khawatir disalahkan oleh atasannya. sehingga ada kemungkinan laporannya dibuat tadi menjadi tidak valid. maka sebelum membaca laporan tadi, para atasan di toyota langsung turun dahulu ke gemba (pabrik).

dan memang, kebiasan para atasan di jepang kerjanya tidak duduk-2 di meja kantor saja utk acc atau terima laporan jadi dari bawahannya. tapi selalu mondar-mandir kantor, pabrik, kantor, pabrik dan seterusnya... dan ini saya lihat sendiri ketika saya menemani vice presiden perusahaan indonesia yg terkait dg toyota datang ke pabrik toyota langsung. para atasan turun ke pabrik utk ngecek kondisi lapangan, dikusi dg buruh-2 yg bekerja menanyakan apakah ada masalah dsb.

tidak heran kalau perusahaan jepang berhasil dan berada di papan atas perusahaan-2 internasional...

bisakah kita mencontohnya?

sistem pelayanan kita

kadang saya sangat heran dg sistem pelayanan kita terhadap pelanggan. tabiat/moral/akhlaq kita dalam melayani pelanggan sangat sulit utk dipahami. mengapa sulit dipahami? karena bangsa kita yg notabene mengakui keberadaan tuhan, mengakui keberadaan surga dan neraka, mengakui bahwasanya segala tingkah laku kita pasti ada reward dan punish, mengakui akan adanya hidup sesudah mati dsb tapi sama sekali tidak tercermin dalam peri laku kehidupan kita sehari-2. mengaku beriman kepada tuhan, namun dalam kehidupan sehari-2 berpolah amburadul...

saya membandingkan negeri bertuhan republik indonesia dg negara tak bertuhan spt jepang misalnya... (saya ambil contoh jepang, karena sy saat ini sedang dan sudah menetap selama kurang lebih 13thn).

dalam berjualan misalnya. tabiat orang jepang ketika berjualan apa saja, jujurnya minta ampun. jualan pc bekas misalnya, detil atau kondisi barangnya dijelaskan sejelas-2nya agar tidak ada komplen dari pembeli. dan memang betul, selama beli pc-2 bekas saya tidak pernah punya kesempatan barang sedikit pun untung komplen. setiap kali beli selalu puas dg kondisi barang dan harganya.

membuat suatu produk, dia akan dibuat seteliti dan sebaik mungkin tanpa adanya cacat walaupun hanya sedikit sekali. jasa dan produk yg mereka hasilkan dalam penilaian saya benar-2 100% dapat memuaskan pemakai atau pembeli. itu sebabnya produk-2 buatan jepang semuanya mahal. karena kualitasnya benar2 dapat dijamin. kita bisa bandingkan sendiri made in japan dg made in china atau negara lainnya dari sisi kualitas barang.

tidak pernah menganggap remeh sekecil apapun masalah... ini karakter yg paling menonjol dalam masyarakat jepang. menganggap enteng suatu masalah sangat tabu. dalam ajaran agama islam saya anut) berkerja sebaik mungkin dalam setiap urusan adalah sesuatu yg sangat dianjurkan. dan ketika terjadi kesalahan mereka selalu dg lapang dada bertanggung jawab dan mengakui kesalahannya. pimpinan biasanya selalu mengambil langkah yg paling terdepan utk bertanggung jawab, kemudian minta maaf kepada publik. lalu berjanji utk memperbaiki barang atau jasa yg menjadisumber komplen/masalah.

contoh lain yg sangat menarik. bulan desember nanti adalah bulan musim dingin di jepang. pemakaian heater (pemanas) ruangan menjadi barang primer di rumah-2, kantor-2, sekolah-2 dll. 20 thn yang lalu perusahaan panasonic mengeluarkan produk pemanas yg sangat terkenal kala itu. pada musim dingin thn lalu (des 2005) ada pelanggan yang tewas karena menggunakan pemanas tersebut yg seharusnya memang sudah tidak boleh dipakai lagi. karena sudah kedalu warsa (memiliki sistem pembakaran yg sudah tidak sempurna lagi). karena pemanas tersebut buatan panasonic, pihak perusahaan 100% bertanggung jawab, meskipun hal tsb sudah tidak menjadi tanggung jawab panasonic. perusahaan tsb minta maaf kepada seluruh masyarakat jepang melalui tv-2 nasional dan mendia-2 lainnya. dan menawarkan membeli semua jenis pemanas itu dari masyarakat dengan harga yg sangat mahal utk ukuran pemanas (50000 yen = 3.5 juta rupiah). bisa kita bayangkan apa yg dilakukan perusahaan jepang tsb. melakukan sesuatu yg sebenarnya sudah bukan menjadi tanggung jawab mereka. bahkan mau rugi demi mencegah agar tidak ada korban gara-2 memakai pemanas yg sudah kedalu warsa. itu kejadian tahun lalu. dan kini, ketika akan memasuki musim dingin mereka melakukan hal sama. meminta kepada masyarakat yg masih menyimpan pemanas itu agar menjualnya kembali ke pananosic.

minta maaf menjadi akhlaq orang jepang yg mungkin paling dasar. mereka sangat mudah meminta maaf, meskipun yg salah belum tentu mereka.

bandingkan dg penanganan kasus lumpur panas lapindo di porong. semuanya (terutama para pimpinan terkait) saling lempar tanggung jawab dan saling menyalahkan satu sama lain.

ttg pelayanan customer service ala jepang sudah pernah saya tuliskan pada kesempatan yg lain.

dalam ajaran islam, selain harus baik berhubungan dengan tuhan, kita dituntut harus berbuat baik dg sesama manusia. urusan dg tuhan kemungkinan besar dapat dimaafkan. tapi dg manusia, belum tentu... surga-2 kita tergadaikan dg keikhlasan orang lain... manakala ada yg merasa tidak ikhlas dg sikap dan tingkah laku kita, sebaik dan sebanyak amal apapun yg kita lakukan akan terabaikan. ini sudah kita pahami bertahun-2... tapi sayangnya itu tidak tercermin dalam tingkah laku kita sehari. sangat sering kita menyakiti orang lain (pelanggan). bahkan tidak pernah minta maaf...

sengaja saya kaitkan dg ajaran agama, karena mayoritas bangsa kita adalah beragama (meskipun mungkin hanya sebatas keturunan atau tertera di ktp saja).

karena sangat sulit dipahami, kenapa kita tidak bisa melakukan pekerjaan apa saja sebaik mungkin dan penuh tanggung jawab. sementara orang yg tidak mengakui adanya tuhan, hari pembalasan spt orang jepang malah melakukan perbuatan-2 cerminan orang beriman. mengapa kita tidak bisa berbuat baik kepada manusia (baca: pelanggan, pembeli dsj), padahal itu termasuk juga ibadah yg kita yakini pasti akan dapat balasan pahala bila kita lakukan dg ikhlas dang tanggung jawab.

apa masih pantas kita mengaku bertuhan kl tingkah laku kita selalu spt itu?

ingat, kalau kita masih yakin bahwa kita beriman kepada tuhan, jangan sampai lupa bahwa kita akan dihisab. kita bisa lolos dari jeratan hukum di dunia, kita bisa ngeles utk tidak mau mengakui kesalahan-2an kita di dunia... tapi harus diyakini bahwa kita tidak akan lolos dari pengadilan tuhan kelak... bertobat kepada tuhan saja belum cukup, selama tidak dibarengi dg meminta maaf kepada orang-2 (pelanggan, pembeli dsj) yg kita kecewakan.

11/26/2006

SIP based VoIP

SIP: Session Initiation Protocol

SIP (Session Initiation Protocol) is an application-layer control protocol that can establish, modify, and terminate multimedia sessions such as Internet telephony calls (VOIP). SIP can also invite participants to already existing sessions, such as multicast conferences. Media can be added to (and removed from) an existing session. SIP transparently supports name mapping and redirection services, which supports personal mobility - users can maintain a single externally visible identifier regardless of their network location.

SIP supports five facets of establishing and terminating multimedia communications:

  • User location: determination of the end system to be used for communication;
  • User availability: determination of the willingness of the called party to engage in communications;
  • User capabilities: determination of the media and media parameters to be used;
  • Session setup: "ringing", establishment of session parameters at both called and calling party;
  • Session management: including transfer and termination of sessions, modifying session parameters, and invoking services.

SIP is a component that can be used with other IETF protocols to build a complete multimedia architecture, such as the Real-time Transport Protocol (RTP) for transporting real-time data and providing QoS feedback, the Real-Time streaming protocol (RTSP) for controlling delivery of streaming media, the Media Gateway Control Protocol (MEGACO) for controlling gateways to the Public Switched Telephone Network (PSTN), and the Session Description Protocol (SDP) for describing multimedia sessions. Therefore, SIP should be used in conjunction with other protocols in order to provide complete services to the users. However, the basic functionality and operation of SIP does not depend on any of these protocols.

SIP provides a suite of security services, which include denial-of-service prevention, authentication (both user to user and proxy to user), integrity protection, and encryption and privacy services.

SIP works with both IPv4 and IPv6. For Internet telephony sessions, SIP works as follows:
Callers and callees are identified by SIP addresses. When making a SIP call, a caller first locates the appropriate server and then sends a SIP request. The most common SIP operation is the invitation. Instead of directly reaching the intended callee, a SIP request may be redirected or may trigger a chain of new SIP requests by proxies. Users can register their location(s) with SIP servers. SIP addresses (URL) can be embedded in Web pages and therefore can be integrated as part of powerful implementations such as Click to talk.

Protocol Structure - SIP (Session Initiation Protocol)

SIP messages can be transmitted either over TCP or UDP SIP messages are text based and use the ISO 10646 character set in UTF-8 encoding. Lines must be terminated with CRLF. Much of the message syntax and header field are similar to HTTP. Messages can be request messages or response messages.

Request message has the following format:



Method

Request URI

SIP version

  • Method - The method to be performed on the resource. Possible methods are Invite, Ack, Options, Bye, Cancel, Register.
  • Request-URI - A SIP URL or a general Uniform Resource Identifier, this is the user or service to which this request is being addressed.
  • SIP version - The SIP version being used.

The format of the Response message header is shown in the following illustration:


SIP version

Status code

Reason phrase

  • SIP version - The SIP version being used.
  • Status-code - A 3-digit integer result code of the attempt to understand and satisfy the request.
  • Reason-phrase - A textual description of the status code